Masing-masing bisnis mempunyai keunikan tersendiri. Bisnis otomotif, bisnis alat berat dan lain-lain masing-masing mempunyai keunikan. Dan untuk pabrik pengolahan Minyak kelapa sawit atau palm oil mill juga memiliki keunikan.
Adalah salah satunya SELF ENERGY yang mana shell dan fibre sebagai ampas digunakan sebagai bahan bakar utama boiler. Boiler lalu menghasilkan steam, kemudian steam menggerakkan turbin yang dikopel dengan alternator menghasilkan daya listrik untuk menjalankan proses di pabrik. Steam hasil buangan turbin dipakai untuk proses perebusan/sterilisation dan untuk proses lainnya.
Keunikan lainnya adalah NO WASTE; yang mana hasil samping dari proses pengolahan tidak ada yang terbuang. Sebagaimana yang telah diterangkan diatas shell dan fibre adalah ampas dipakai untuk bahan bakar boiler. Limbah cair yang setelah diolah di effluent treatment dipakai sebagai land aplikasi untuk tanaman kelapa sawit kembali (pupuk cair). Janjangan kosong (empty bunch) yang mulanya dibakar di Incenarator dimana abunya dipakai sebagai pupuk untuk tanaman kelapa sawit (unsur Kalium). Sejak diberlakukan zero burning, empty bunch langsung diaplikasikan di kebun sebagai composting. Dan di beberapa pabrik digunakan untuk bahan bakar boiler alternative yang sebelumnya dilakukan pengepressan, pencacahan lalu dikeringkan.
Dari kedua keunikkan SELF ENERGY dan NO WASTE inilah cost/kg product untuk POM lebih rendah/kompetitif dibandingkan pengolahan hasil perkebunan lainnya atau bisnis lainnya.
Keunikkan lainnya adalah proses pengolahan di Palm Oil Mill adalah sederhana dimana BASIC PRINCIPAL-nya adalah SEPARATION atau PEMISAHAN. Contohnya untuk stasiun BUNCH RECEPTION memisahkan buah dari sampah dan pasir. Stasiun STERILISATION memisahkan/mengeluarkan air dari dalam buah (dehydrasi). Stasiun THRESHING memisahkan empty bunch dan brondolan buah. Stasiun PRESSING memisahkan crude oil dan cake. Stasiun CLARIFICATION memisahkan OIL dari Sludge. Stasiun KERNEL RECOVERY memisahkan shell dan kernel.
Kalau dilihat keunikkan lainnya dari sisi ketahanannya dari KRISIS MONETER atau EKONOMI terbukti selama ini teruji. Karena pada dasarnya ketergantungan terhadap barang import relative kecil sekali. Kebutuhan barang import pada awal investasi saja; seperti turbin, genset ataupun pompa. Boleh dikatakan untuk cost operasional bisnis perkebunan sawit dengan RUPIAH. Sedangkan untuk CPO sebagai produk utama terjual dengan DOLLAR.
Kalau dilihat negeri Jiran Malaysia, kekuatan ekonominya semata-mata ditopang oleh Agrobisnis kelapa sawit. Industri kelapa sawit Hulu dan Hilirnya sudah terintegrated dengan sangat baik.
Keunikan industri kelapa sawit di Malaysia bukan lagi skala kebun, pabrik atau perkebunan namun sudah menjadi SKALA NEGARA. Jadi kalau orang di dunia menengok Malaysia brand image-nya SAWIT. Sebagai symbol kekuatan ekonomi negaranya Malaysia membangun KL International Airport di tengah-tengah kebun sawit. Bila kita ke Malaysia sebelum landing akan melihat overview kemakmuran suatu daerah atau perkotaan yang ditopang oleh Kelapa Sawit.
Bagaimana dengan Indonesia negara kita yang tercinta yang mempunyai lahan yang luas untuk pengembangan Agrobisnis Kelapa Sawit? Hitungan matematiknya harusnya lebih makmur ketimbang Malaysia jika dikelola dengan baik dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah. Namun kalau dilihat lagi sekian banyak perkebunan di Indonesia pemiliknya juga Malaysia. Jadi target Indonesia untuk mengungguli luasan areal Malaysia seperti mengejar bayangan sendiri. Nah, inilah keunikan kita BUNG!
Jumat, 27 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar