Senin, 19 Januari 2009

BILA KAYA MERASA HARUS JADI PEMIMPIN dan BILA PEMIMPIN HARUS KAYA

Fenomena saat ini semua orang bisa melakukan apa saja; bisa ngomong sekalipun ASBUN, bisa mengklaim diri jadi pemimpin sekalipun TIDAK JUJUR & AMANAH. Terlebih di saat pemilu 2009 di jalan-jalan banyak terpampang photo-photo yang mengklaim diri KECAP NO.1 dapat mengurusi dan membawa negara ini ke perubahan yang benar.

Siapa yang banyak duitnya semakin besar IKLAN POLITIK di jalan-jalan atau semakin sering muncul di TV. Tidak kalah yang muda-muda mulai tampil dengan jargon politik SUDAH SAATNYA YANG MUDA TAMPIL dsb, yang tua merasa TUA-TUA KELADI SEMAKIN TUA SEMAKIN JITU DAN YAKIN JURUS POLITIKNYA. Pendeknya Caleg-Caleg atau yang mengklaim diri jadi pemimpin mengikuti formula semakin banyak baliho yang memampang TAMPANGnya akan semakin banyak yang kenal dan berujung akan semakin banyak yang akan memilih nantinya. Ya, sah-sah saja kalau dipandang dari sisi mereka. Sudah barang tentu semakin banyak iklannya akan semakin banyak merogoh kocek/duit si calon tersebut dan tentu harus "berDUIT" atau KAYA . JADI BOLEH DIKATA BILA KAYA SUDAH MERASA JADI PEMIMPIN. MORAL; JUJUR dan AMANAH sudah tidak ada lagi dalam tatanan kehidupan berpolitik. SATUAN POLITIK ADALAH UANG, MONEY CAN TALK AND MONEY CAN BUY ANYTHING. Suara dapat dibeli dengan uang. KEJUJURAN ADALAH MATA UANG YANG BERLAKU DIMANA-MANA sudah ditinggalkan jauh, malah dibalik UANG MEMBELI KEJUJURAN.

Lalu bagaimana episode selanjutnya setelah mereka menjabat ?

Sudah barang tentu yang dipikirkan-nya adalah bagaimana caranya balik modal yang cepat.! biar tidak keburu mati harus diraup dengan segera semasih ada kesempatan (red, aji mumpung). "Lha, wong aku sudah jadi PEMIMPIN masa' hidup seperti wong KERE! gak bisa, gimanapun harus kaya". Jadi program yang pertama dan utama adalah judulnya KORUPSI. Jadi memang siklus selanjutnya adalah BILA SUDAH JADI PEMIMPIN HARUS KAYA.

Kalau siklusnya Bila Kaya merasa jadi Pemimpin dan Bila Pemimpin harus Kaya, tinggal menunggu kehancuran NEGERI ini. Dan ditengah keadaan siklus seperti ini kita tidak berhenti mengharap PEMIMPIN yang JUJUR dan AMANAH. Semoga PEMIMPIN yang kita harapkan untuk menghapus siklus yang kacau dalam KANDUNGAN IBU PERTIWI SEDANG HAMIL TUA - 9 bulan akan segera lahir. Kalau bukan Dia siapa lagi ? Apakah perlu BANGSA INDONESIA memasang IKLAN di PBB "DICARI PEMIMPIN YANG BISA MENGATASI KRISIS DI INDONESIA ?".

Jawabannya TIDAK SAMA-SEKALI.!!! Caranya sangat mudah. Kalau kita merubah orang lain adalah sangat sulit. Yang paling mudah adalah kita merubah diri kita sendiri. Ya mulai dari diri sendiri, dengan memperbaiki akhlak kita. Kalau tiap diri bisa begitu maka akan dapat menjadi panutan di tiap keluarga, lalu berkembang dalam lingkungan RT/RW, ....... terus terintegrasi dalam suatu bangsa. Pemimpin adalah cermin dari rakyatnya. Kalau dilakukan analisa pembuktian terbalik maka kalau pemimpin-pemimpin kita dikatakan BOBROK tidak berakhlak; tidak JUJUR dan AMANAH. Jangan-jangan kita sendiri yang begitu ikut memberikan sumbangan dari bagian kecil dari suatu INTEGRASI.
Mungkin sudah saat-nya kita mengambil CERMIN AKHLAK untuk mengetahui sejauh mana akhlak kita dalam sumbangsihnya MELAHIRKAN PEMIMPIN ?!

2 komentar:

Adhe R.Saptadjie mengatakan...

Itu namanya Maju Tak gentar, membela YANG BAYAR pak....ha...ha... sukses untuk Anda ! teruskan nulisnya pak !

Salam hangat penuh semangat !

Saptadjie

ICHAN - M1047 mengatakan...

Thanks Pak Ade, ini kumpulan celotehan sepanjang jalan menuju kantor. Pemandangan di jalan photo-photo sang calon pemimpin (katanya) terpampang di pohon-pohon. Angka kecelakaan lalu lintas meningkat karena iklancaleg. Rambu-rambu jadi kabur.